KEPOMPONG AKAN MENETAS JADI KUPU KUPU TERBANG MENARI LINCAH MELUKIS WARNA WARNI PELANGI DI LANGIT BIRU

Kamis, 22 April 2010

Puisi Kata Kata



Kemana kita

bagaimana jika


Kemana kita jika esok jum’at benar-benar tiba kiamat?

Kemana kita jika detik jarum jam benar-benar berhenti berdetak?

Kemana kita jika habis petang izrail benar-benar datang bertandang?

Kemana kita jika malam nanti benar-benar akhir rajutan mimpi-mimpi?

Kemana kita jika napas benar-benar terampas?

lantas

bagaimana jika kebenaran yang kita yakini ternyata hamparan dosa-dosa?

Tuhanku


Ceritaku tentang waktu

Kudaki bukit berdaki-daki,
munjung menggunung harapan
kapan akan kutemu ujung?
Senjapun mengalir ke malam
-Lebur jadi kelam
Liar mencakar-cakar ruh-
luruh bersama duka lukaku

Tik tak tik
Tak tik
Detak detik jarum jam serasa mencekam menikam nikam menerkam
aum

Jawabanku dari pertanyaanmu tentang lari

Aku berlari bukan untuk apa-apa
Bukan pelarian
Dengar dengus napasku!!

Kulakonkan laku
Lika liku
Luka
Liku luka lukaku
Kelu

Hhmmm seperti siang malam kuterima ia seraya suka

mimpi bayang-bayang

aku mengintipmu dari balik kelambu
riang berlarian
main kejaran dengan bayang bayang sendiri

angin henti desir
sekali senyap menikam dalam
beribu angan kutabur
ditanahku
berkuburlah segala

ah akulah sampah yang tersangkut disudut sudut mimpi
muspra
sepi

pemuda kemarin sore

ia bernama nasib
pemuda yang tersenyum padamu kemarin sore di halte

sekarang ia luka
makin terasing
karena sepi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar